CEGAH STUNTING SEBELUM GENTING

Apa sih stunting?





     Stunting menurut ikatan doktier indonesia adalah perawakan pendek pada balita akibat kekurangan gizi kronik,Stunting ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak berada di bawah standar. Secara medis, stunting terjadi ketika tinggi badan anak berada di bawah kurva pertumbuhan yang semestinya.Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko stunting, yang paling sering adalah tidak terpenuhinya asupan gizi dalam jangka panjang.. Tak sedikit orang yang menganggap anak yang bertubuh pendek disebabkan karena faktor genetik. Pada kenyataannya, genetika hanya menyumbang sebagian kecil untuk kondisi kesehatan anak. Meski begitu, anak yang bertubuh pendek belum tentu mengalami stunting. Itu sebabnya, para orang tua perlu mengetahui ciri anak stunting atau tidak 


Berikut adalah penyebab stunting yang perlu diketahui para orang tua 

1. Ibu hamil kekurangan asupan gizi

2. Pola makan tidak seimbang

3. Perawatan yang tidak   memadai usai melahirkan

4. Pola asuh orang tua

depresi pasca melahirkan

5. Gizi anak yang tidak terpenuhi

6.Infeksi berulang

7. Sanitasi yang kurang baik

8. Kurangnya akses ke layanan kesehatan.

9. Kehamilan tidak sehat

10. Pemberian ASI yang tidak eksklusif

11. Kurangnya edukasi terhadap masalah gizi

12. Bayi terlahir dengan berat badan kurang

13. Mengidap penyakit jantung bawaan


Faktor Risiko Stunting

Apa saja faktor penyebab terjadinya stunting? Ada beberapa kondisi yang berisiko meningkatkan stunting pada anak, contohnya

  • Intrauterine growth restriction (IUGR), yaitu terhambatnya pertumbuhan janin di dalam kandungan akibat kekurangan nutrisi dalam jangka panjang.
  • Orang tua memiliki perawakan pendek.
  • Berat badan stagnan selama kehamilan.
  • Orang tua memiliki tingkat pendidikan rendah. Memberikan makanan pendamping ASI yang tidak berkualitas.
  • Orang tua memiliki tingkat ekonomi rendah atau miskin.
  • Tinggal di lingkungan dengan akses air bersih yang sulit didapatkan.

Sementara pada anak, risikonya semakin tinggi jika:

  • Ditelantarkan oleh orang tua.
  • Tidak mendapatkan ASI eksklusif.
  • Pengidap penyakit TBC, anemia dan penyakit jantung bawaan.


Ciri-Ciri Anak Stunting


Ciri-ciri anak stunting ditandai dengan postur tubuh pendek dan jauh berbeda dengan anak seusianya. Untuk mengetahui lebih jelas, bisa dilihat dari gejala berikut:

  • Berat badan anak lebih rendah ketimbang anak seusianya.
  • Pertumbuhan tulang terhambat, sehingga tulang tampak lebih pendek.
  • Mudah terpapar penyakit.
  • Mengalami gangguan belajar, seperti kurang fokus atau nilai yang rendah.
  • Mengalami gangguan tumbuh kembang, terutama dalam fisik.
  • Jika anak mengidap penyakit kronis (penyakit TBC, anemia dan penyakit jantung bawaan), gejala stunting bisa terlihat dari:
  • Fisik yang kurang aktif bergerak.
  • Mengalami batuk kronis, demam dan keringat berlebih di malam hari.
  • Sianosis, yaitu tubuh anak berubah warna jadi kebiruan ketika menangis.
  • Sering lemas dan tampak tak bertenaga.
  • Clubbing finger, yaitu ujung jari atau kuku berbentuk seperti bagian belakang sendok
  • Sesak napas.
  • Bayi enggan disusul.


Apakah Semua Balita Pendek Pasti Stunting?





  Menurut Kementerian Kesehatan RI, tidak semua balita pendek itu masuk ke dalam kategori stunting. Sebab, bayi yang pendek juga bisa dikarenakan faktor genetik atau mengalami gangguan hormon pertumbuhan. Namun, bayi yang stunting sudah pasti pendek.Stunting adalah kondisi ketika anak mengalami keterhambatan pertumbuhan, sehingga masalah yang dialami tidak hanya soal pendek tetapi juga kekurangan giziAnak stunting bisa mengalami pertumbuhan etak yang tidak maksimal, sehingga tidak bisa mengalami perkambangan sehat selayaknya anak seusianya. Pun, anak dengan stunting berisiko mengalami gangguan kesehatan lain. Contohnya seperti diabetes dan gangguan jantung.


Pengobatan Stunting




Dapatkah Stunting disembuhkan ? Menurut Ketua Satgas Stunting Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Damayanti, R. Sjarif, Sp.A(K), kondisi tersebut dapat diperbaiki selama anak belum menginjak usia 2 tahun."Kalau dirawat yang sembuh cuma 20 persen, jadi sudah telat. Ini kaya kanker sudah stadium 4, yang baik cuma 20 persen," ujar Budi dalam kegiatan Rakernas Program Banggakencana dan Percepatan Penurunan Stunting 2023 pada Rabu (25/1/2023).

Pengobatan stunting dilakukan sesuai dengan penyebab yang mendasari. Apakah anak stunting bisa sembuh? Stunting tidak dapat disembuhkan bila sudah melewati batas usia balita. Namun intervensi nutrisi dan medis lainnya dapat membantu kondisi anak tidak semakin parah.


Berikut tindakan untuk menangani stunting:

  1. Pemberian obat-obatan anti tuberkulosis jika anak mengidap TBC.

  2. Melakukan terapi awal seperti pemberian makanan benutrisi dan bergizi.
  3. Memberikan nutrisi tambahan, termasuk protein hewani, lemak dan kalori.
  4. Pemberian suplemen, termasuk vitamin A, zinc, zat besi, kalsium dan yodium
  5. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
  6. Memberikan imunisasi dasar dan tambahan untuk membangun sistem imun tubuh, sehingga terhindar dari berbagai penyakit.
  • Program untuk Mencegah Stunting
1. Masa kehamilan

Pencegahan stunting pada masa kehamilan bisa dilakukan dengan beberapa caranya. Pemeriksaan kehamilan secara berkala, mengonsumsi makanan tinggi kalori, protein dan mikronutrien selama kehamilan, melakukan pemeriksaan guna mendeteksi penyakit, dan menjalani proses persalinan di fasilitas kesehatan.


2. Masa balita

Pada program pencegahan stunting di usia balita bisa dimulai dari pemantauan kesehatan espada 1.000 hari pertama hidupan bayi Kemudian dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan penuh.Lalu pertumbuhan dan perkembangan bertambangan anak yakin Di samping itu pending juga untuk melakukan imunisasi yang diterapkan oleh penetan, agar anak terlindungi dan berbagai penyakit.


3. Fase remaja putri

Menurut Kamenterian Koordinator Bidang Pendangunan Manusia dan Kabudayaan, daam 'Arema pada Ramaja Per Berisiko Tingkatan Stung, remaja yang mengidap anensa berpeluang mendenta anemia saat hamil telah menikah), Jika tidak ditepens maka bernsko berjadinya pendarshan saat persalinan, bayi berat badan rendah, dan akhimya melahirkan bayi stunting


4. Gaya hidup sahat

Gaya hidup sehat memiliki peran yang penting dalam mencegan stuiting pada anak-anak, Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah menerapkan pola makan seimbang untuk bu dan anak, pemberian vaksinasi yang rutin dan cek kesehatan, serta membiasakan aktifitas fisik 


5. Pemberian makanan tambahan di usia 6-24 bulan

Makanan tambahan yang diberikan diutamakan berbasis protein hewani kat, ayam, daging, dan susu baik untuk memperbaiki kondisi stunting pada anak


6. Edukasi mengenal pernikahan dan mencegah pernikahan dini

Pemikahan dini bisa memicu terjadinya stunting. Mengapa begitu? Sebat, pernikahan diri bisa berdampak pada Kesehatan bu yang pada akhimya menyebabkan kehamilan berisiko.
Ibu berusia 18 tahun ke bawah memiliki pemahaman yang kurang terkait kesehatan reproduksi dan pengasuhan anak. Sehingga kondisi ini berisiko terhadap stunting pada anak


7. Konseling gizi

Program konseling gizi biasanya dilakukan di puskesmas dan rumah sakit daerah Program ini sebagai bentuk pembekalan pengetahuan mengenai gizi yang sehat untuk keluarga, Ini termasuk peningkatan akses kesehatan bumil dan menyusul serta penyediaan makanan sehat untuk bumil, balta, dan anak sekolah


Komplikasi Stunting

Apakah dampak dari stunting? Komplikasi stunting yang tidak segera mendapat penanganan bisa memicu munculnya beberapa kondisi. seperti

  • Gangguan perkembangan otak
  • Penyakit metabolik, seperti obesitas dan diabetes
  • Anak rentan mengalami penyakit dan infeksi

Menghindari Stunting dan Tubuh Pendek, Bagaimana Bisa?


Menghindari kondisi yang termasuk malnutrisi membutuhkan pendekatan yang khusus bagi tiap anak. Betul adanya bishwa.penjelasan seputar apa itu stunting sama bagi semua orang. Namun, hal yang menyebabkan stunting bisa berbeda-beda.bisa jadi, si Kecil memang tidak menerima asupan yang tepat, malas untuk makan, atau mempunyal kondisi kesehatan tertentu Jadi, sebaliknya konsultasikan kepada dokter demi pendekatan yang lebih efektif lagi.


Namun, untuk memberikan gambaran, berikut hal-hal yang bisa dilakukan untuk hindari stunting!

  • Mengenali apa itu stunting dan gejalanya
  • Memberikan makanan yang menggandung vitamin A dan D
  • Mengonsumsi Zat Besi, Asam Folat dan protein ketika hamil
  • Menjaga kebersihan makanan  
  • Pemberian ASI hingga usia 6 bulan
  • Memeastikan si kecil tidur agar harman pertumbuhan dapat di produksi secara baik


Cara cara sederhana tadi memberikan gambaran seputar apa yang bisa ibu lakukan untuk mencegah terjadinya stunting Namun, perlu diada bahwa tunang mempukan meulah yang menjadi perhatian banyak pihak, bukan hanya bu saja. Sebab, saneng juga dipengaruhi oleh blonde metri, takes terhadap pengetahuan Terkait pemberian.Maka dari itu berberak athrain (ANC) dan Kementerian Kesehatan melakukan berbagai pendrutan lampung le masarakat Dengan began semakin banyal anal yang terhindar dari stunting

Sekarang, apakah Datarina tanda anak kurang giai adalah mencakup berbagai banyak hal, seperti tubuh kun lemas dan gemar makan, Namun sensing juga bisa menjadi ancaman yang berat karena Didak dapat diperbaik jika sudah telat 

Nah, oleh itu berikan mutu yang tepat bagi si Kecil, Salah satu yang bisa menjadi pertimbangan adalah PediaComplete (dulu bermama PediaSure Complete) Produk ini tenda dalam rasa vanila dan juga dua varian ukuran 400 gram dan 850 gram. Namun, untuk mengoptimalkan asupan dengan PediaComplete, paskan ibu melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan Dokter Anak, membaca label sebelum membel, dan mengunjung website resmi kami untuk informasi lebih lanjut.